Waspada Hipertensi Pada Pria Dewasa
Secara khusus, tekanan darah meningkat seiring dengan pertambahan usia. Resiko tekanan darah tinggi mulai meningkat ketika seorang pria mencapai usia 45 tahun, meskipun dapat saja terjadi pada pria yang lebih muda. Ras Afro-Amerika cenderung memiliki hipertensi pada usia yang lebih muda dan cenderung memiliki hipertensi yang lebih parah. Obesitas dan riwayat keluarga juga meningkatkan resiko terhadap hipertensi.
Tekanan darah tinggi sangat berbahaya terutama karena pasien telah memilikinya selama bertahun-tahun tanpa mengetahuinya. Faktanya, 1 dari 3 orang di Amerika Serikat tidak mengetahui bahwa mereka memiliki hipertensi.
Dibalik statistik yang menyedihkan ini, tekanan darah tinggi bukanlah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Terdapat banyak cara yang dapat anda lakukan untuk mencegah, menunda, dan mengobati kondisi ini.
Apa itu hipertensi?
Darah yang dipompa melewati sistem sirkulasi memiliki tekanan seperti halnya air dalam pipa. Dan seperti halnya tekanan air yang terlalu besar dapat merusak pipa dan keran air, tekanan darah yang terlalu besar dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan jantung.
Dari waktu ke waktu, peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan berbagai masalah. Tonjolan kecil yang disebut dengan aneurisma, dapat terbentuk di pembuluh darah. Jantung dapat membesar dan meningkatkan resiko gagal jantung. Kerusakan pembuluh darah di ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal. Karena pembuluh darah kecil di mata terutama rentan terhadap kerusakan, hipertensi dapat menyebabkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan.
Berbagai faktor dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Yang jelas, diet memainkan peranan. Terlalu banyak sodium (natrium), terlalu sedikit potasium (kalium), dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol ditemukan dapat meningkatkan resiko terhadap tekanan darah tinggi. Terlalu besar stres dan terlalu kecil aktifitas fisik juga meningkatkan resiko terjadinya tekanan darah tinggi, seperti halnya kelebihan berat badan atau obesitas. Dan seperti halnya penyakit kronis lainnya, tekanan darah tinggi cenderung diturunkan dalam keluarga dan menimbulkan kesan bahwa faktor genetik juga memainkan peranan.
Pada beberapa pasien, tekanan darah tinggi berhubungan dengan masalah kesehatan lainnya atau dapat menjadi efek samping dari obat-obatan tertentu, dan disebut dengan secondary hypertension (hipertensi sekunder).
Tekanan darah diukur dalam 2 angka, yaitu sistolik dan diastolik. Sistolik (angka pertama atau yang lebih tinggi) merupakan tekanan ketika jantung berdetak. Diastolik (angka kedua atau angka yang lebih rendah) merupakan tekanan diantara tiap detak jantung. Tekanan darah yang dianggap normal adalah di bawah 120/80. Prehipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 120 – 139 dan tekanan diastolik 80 – 89. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah 140/90 atau lebih. Bagi penderita diabetes atau penyakit ginjal kronis, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah 130/80 atau lebih.
Bagaimana cara mencegah hipertensi?
Coba ikuti DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) diet yang menekankan untuk lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran, serta low-fat atau non-fat dairy products. Penelitian menunjukkan DASH diet dapat menurunkan tekanan darah dan menunjukkan hasil yang cepat, biasanya dalam 2 minggu.
Pada saat yang bersamaan, batasi asupan garam (natrium klorida (NaCl), yang dapat meningkatkan tekanan darah. Asupan garam yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 2.300 mg per hari. Idealnya bahkan hanya 1.500 mg per hari. Penelitian menunjukkan bahwa semakin rendah asupan garam, semakin rendah pula tekanan darah anda.
Seiring dengan diet yang lebih sehat, menjadi seaktif mungkin merupakan cara yang cerdas untuk mencegah tekanan darah tinggi. Penelitian menunjukkan semakin banyak anda beraktifitas, semakin resiko terhadap hipertensi.
Beberapa perubahan lainnya juga dapat menjaga tekanan darah anda tetap terlendali. Konsumsi alkohol yang berlebihan dan kebiasaan merokok dapat meningkatkan tekanan darah.
Bagaimana perawatan hipertensi?
Dokter memiliki berbagai pilihan obat anti hipertensi. Obat-obatan ini meliputi diuretics (sering disebut juga dengan “water pills”), beta blockers, calcium channel blockers, ACE (Angiotensin Converting Enzyme) inhibitors, Angiotensin II Receptor Blockers (ARB), dan beberapa tipe obat anti hipertensi lainnya.
Seefektif-efektifnya obat-obatan ini dalam mengendalikan tekanan darah, ketika anda mencapai suatu titik dimana anda membutuhkannya, anda mungkin harus mengkonsumsinya seumur hidup. Hal ini dapat dijadikan suatu alasan yang bagus untuk lebih berfokus pada pencegahan hipertensi.
Posting Komentar untuk "Waspada Hipertensi Pada Pria Dewasa"